IDENTIFIKASI GULMA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha untuk meningkatkan produksi dalam proses budidaya
sering mengalami kegagalan karena banyaknya kendala, baik yang bersifat biotik
maupun abiotik. Kendala biotic berupa adanya gulma, serangan hama dan penyakit,
sedangkan kendala abiotik umumnya berupa tekanan lingkungan yang bersifat
fisiologis seperti kelebihan atau kekurangan air, kelebihan atau kekurangan unsur
hara, suhu meningkat atau suhu menurun, dan kation yang bersifat racun bagi
tanaman (Anwari, 1992). Gulma menimbulkan kerugian-kerugian karena mengadakan persaingan dengan
tanaman pokok, mengotori kualitas produksi pertanian, menimbulkan allelopathy,
mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama
dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha
pertanian dan menurunkan produktivitas air. Adanya persaingan gulma dapat
mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi. Persaingan atau kompetisi
antara gulma dan tanaman yang kita usahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara
dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses
fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan
kuantitas.
Setiap lahan berkapasitas
tertentu didalam mendukung pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang
tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh
lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika
gulma tidak diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa
gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan,
tetapi tidak dapat mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain
gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.
Berdasarkan
morfologi daun, gulma dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu gulma berdaun
sempit dan gulma berdaun lebar. Gulma berdaun sempit terdapat pada rerumputan
anggota dari keluarga Gramineae (Poaceae) dan golongan teki-tekian juga
termasuk dari keluarga Cyperaceae. Gulma berdaun lebar pada umumnya terdapat
pada famili Asteraceae (Tjitrosoedirdjo dkk, 2010).
Gulma sangat
merugikan bagi tanaman budidaya, karena gulma dapat menurunkan hasil panen.
Disamping itu gulma dapat mengeluarkan zat allelopati yang mengakibatkan sakit
atau matinya tanaman pokok (Sembodo, 2010).
Cara
identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan gambar paling praktis
dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah banyak publikasi
gambar dan foto-foto gulma. Identifikasi dengan membandingkan determinasi dari
spesies gulma kemudian mencari dengan kunci identifikasi, memahami istilah biologi
yang berkenaan dengan morfologi (Sastroutomo. 1990).
Pengetahuan tentang biologis dari gulma
(daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan mengenai
cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi dengan perubahan lingkungan
dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang berbeda-beda sangat penting untuk
diketahui dalam menentukan arah program pengendalian. Keberhasilan dalam
pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang cukup dan benar dari
sifat biologi gulma tersebut, misalnya a) dengan melakukan identifikasi, b)
mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut c) serta bertanya pada
para pakar atau ahli gulma. Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk
menjajaki kemungkinan cara pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).
Dari latar belakang tersebut
maka kami telah menyusun makalah yang khusus membahas tentang gulma dari
golongan rumput (grasses) yang dominan dan dianggap penting pada tanaman
budidaya.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui jenis rumput yang menjadi gulma penting pada budidaya tanaman
pangan
2.
Mengetahui seberapa besar kerugian yang diakibatkan oleh gulma dari
golongan rumput (grasses)
3.
Mengetahui morfologi dan siklus hidup dari masing-masing gulma rumput
BAB 2. PEMBAHASAN
Gulma golongan rumput termasuk
dalam familia Gramineae/Poaceae., batang bulat atau agak pipih,
kebanyakan berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret,
umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan
helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata.Lidah-lidah
daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian
daun.Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai
atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih
bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh
sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut
lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya
Imperata cyliindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum
repens.
1.
Echinochola cruss-galli
E. crus-galli memiliki nama lain Panicum crus-galli yang merupakan tanaman annual
kelas Monocotyledon, famili Poaceae/Graminae. Rumput ini dapat ditemui di Indonesia dan dikenal dengan nama gagajahan,
jajagoan, padi burung, jawan, jawan parikejawan, ramon jawan, suket ngawan.
Gulma ini memiliki daya adaptasi yang luas pada kondisi lingkungan yang
bervariasi.
·
Klasifikasi Echinochloa crus-galli (L.)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Subkelas
: Commelinidae
Ordo
: Cyperales
Famili
: Poaceae
Genus
: Echinochloa Beauv.
Spesies : Echinochloa crus-galli (L.)
Beauv

·
Morfologi Echinochloa crus-galli
E. crus-galli diperkirakan berasal dari Eropa dan
India, tersebar pada daerah tropis dan sub tropis di seluruh negara Asia
Tenggara dan Asia selatan serta Australia (Waterhouse, 1994). Menurut Moenandir
(1993) rumput ini dapat ditemui di Indonesia dan dikenal dengan nama gagajahan
(Sunda), jajagoan, padi burung, jawan, jawan pari atau suket ngawan (Jawa). E.
crus-galli termasuk tumbuhan C4 yang merupakan salah satu anggota yang
paling penting dari genus Echinochloa. Jenis gulma ini memililki penyebaran
yang paling luas di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara dan berperan sebagai
gulma pada 36 jenis tanaman budidaya di 61 negara (Jones, 1985; Galinato et
al., 1999).
Morfologi E. crus-galli
Rumput E. crus-galli sangat mirip dengan padi
bila masih muda (Kasasian, 1971). E. crus-galli termasuk tumbuhan
tahunan yang memiliki perawakan tegak, berberÃas. Jenis rumput ini memiliki
tinggi sekitar 20-150 cm (Soerjani et al., 1987). Galinato et al. (1999)
menambahkan bahwa tinggi E. crus-galli bisa mencapai 200 cm. Gambar 1
menunjukkan bagian-bagian gulma E. Crus-galli.
Daun
Daun E. crus-galli pada saat masih muda sangat
mirip dengan daun padi. Daerah pangkal daun dapat digunakan untuk membedakan
daun E. crus-galli dan daun padi. Pangkal daun E. crus-galli tidak
memiliki ligula dan aurikel, sedangkan pangkal daun padi memiliki ligula yang
bermembran dan aurikel yang berbulu (Itoh, 1991). E. crus-galli memiliki
daun yang tegak atau rebah pada dasarnya. Daunnya memiliki ukuran panjang
sampai 35 cm dan lebar 0.5-1.5 cm. Warna daun rumput ini hijau sampai hijau
keabuan. Setiap daun memiliki pelepah yang tidak berambut dan memiliki panjang
9-13 cm (Waterhouse, 1994). Pelepah daun umumnya berwarna kemerahan di bagian
bawahnya. Helaian daun berukuran 5- 65 cm x 6-22 mm, bersatu dengan pelepah,
berbentuk linear dengan bagian dasar yang lebar dan melingkar dan bagian ujung
yang meruncing. Permukaan daun rata, agak kasar dan menebal di bagian tepi
(Duke, 1996). Helaian daun memiliki beberapa rambut halus pada bagian dasarnya
dan agak lebat pada permukaan daun
(Fishel, 2000).
Batang
Batang E. crus-galli kuat, tidak berambut dan
berbentuk silindris dengan intisari yang menyerupai spons putih di bagian
dalamnya (Sastroutomo, 1990). Batang E. crus-galli umumnya bercabang di
dekat pangkal batang (Waterhouse, 1994). Di lahan sawah, anakan pertama dari E.
crus-galli muncul 10 hari setelah perkecambahan, dan biasanya sekitar 15
anakan yang terbentuk (Galinato et al., 1999)
Akar
E. crus-galli memiliki jenis akar yang berserat
dan tebal. Akar E. crusgalli
dihasilkan pada setiap ruasnya (Soerjani et al.,
1987).
Bunga
Pembungaan berupa panikel apikal atau malai yang
berada di ujung dengan 5-40 bunga majemuk bulir yang mempunyai tipe raceme,
dengan cabang-cabang pendek yang menaik. Bunga majemuknya terdiri dari banyak
spikelet yang berbelok pada satu sisi, berbentuk tegak pada awalnya tetapi
selanjutnya sering membengkok ke bawah (Soerjani et al., 1987). Menurut
Soerjani et al. (1987) panjang malai bisa mencapai 5-21 cm. Malai kaku
dengan permukaan yang agak kasar. Bulir terbawah merupakan bulir yang paling
panjang, sekitar 1.75-8 cm, sedangkan bulir yang paling atas sangat pendek.
Setiap bulir terdapat susunan spikelet yang berselang-seling di setiap sisinya.
Spikelet tersusun soliter pada bulir paling atas. Susunan spikelet bisa
mencapai 2-4 spikelet pada bulir di bawahnya dan pada bulir bagian bawah
susunan spikelet bisa mencapai 4-10 spikelet (Soerjani et al., 1987).
Spikelet tebal dan padat, sedikit berbentuk elips dengan panjang 3.2-3.5 mm.
Spikelet biasanya sedikit berambut dan terkadang terdapat rambut yang tebal dan
kaku yang panjangnya dapat mencapai 13 mm. Spikelet berwarna kehijauan dan
sedikit berwarna ungu (Ampong-Nyarko dan De Datta, 1991). Stamen yang ada pada E.
crus-galli berjumlah 3 dengan anther yang berwarna kuning. Jumlah putik ada
2 dengan stigma yang berbulu, berwarna ungu, menonjol keluar di bawah ujung
spikelet. Caryopsis memiliki panjang 1.5-2 mm, berbentuk ovoid sampai obovoid
(Galinato et al., 1999).
Biji
Lemma dari floret yang pertama memiliki permukaan yang
datar atau sedikit cembung atau tumpul. Glume bagian bawah memiliki panjang
sekitar 1.5- 2.5 mm, berbentuk ovate, memendek dan memiliki ujung yang memendek
secara bertahap. Glume bagian atas memiliki panjang yang sama dengan spikelet,
berbentuk ovate-oblong, runcing, memiliki rambut yang tebal dan kaku sepanjang 0.5-3
mm serta berambut pendek (Galinato et al., 1999). Produksi benih
bervariasi dari 2 000 – 40 000 benih per tanaman pada daerah bergulma. Hal
tersebut menunjukkan bahwa E. crus-galli mampu menghasilkan lebih dari 1
000 kg benih/ha (Galinato et al., 1999).
Perbanyakan dan penyebaran
E. crus-galli memperbanyak diri secara generatif
melalui biji. Jenis gulma
ini bereproduksi dengan cara penyerbukan sendiri atau
penyerbukan silang. E. crus-galli melakukan penyerbukan silang dengan
menggunakan bantuan angin
(Itoh, 1991). E. crus-galli memiliki penyebaran
yang sangat luas. Biji E. crus-galli dapat menyebar melalui saluran
irigasi, hewan, burung, pengangkutan biji padi dan mesin pertanian atau
peralatan pertanian lainnya (Itoh, 1991).
2. Echinochloa colona (L.) (Rumput Bebek)
Rumput bebek (Echinochloa
colona) adalal tumbuhan rumput yang tumbuh liar.Rumput ini biasanya
ditemukan di area sekitar pinggir jalan, rumah, atau di sekitar sekolah.
·
Klasifikasi Rumput Bebek :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Sunkingdom : Tracheophyta (Tumbuhan
berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Monocotyledonae (Berkeping
satu)
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Echinochloa
Spesies : Echinochola colona

·
Morfologi Rumput Bebek
E. colonum dikenal dengan nama barnyard grass, jungle rice (Inggeris), jajagoan
letik (Sunda), tuton (Jawa) serta bahasa setempat sering dinamakan juga naleung
saddam huseen. E. colonum merupakan tumbuhan setahun, perakarannya dangkal/pendek, tumbuh
berumpun, tinggi kira-kira 10 – 100 cm. Batangnya ramping, tumbuh tegak dan
menyebar. Daun berbentuk garis, agak lebar di bagian pangkal dan meruncing ke
arah ujung. Tidak mempunyai bulu-bulu atau kadang-kadang terdapat sedikit di
bagian pangkal. Bagian tepi daun sering kelihatan berwarna ungu. tidak
mempunyai lidah-lidah. Karangan bunganya terdapat di ujung malai tegak, yang
panjangnya 3 – 15 cm dengan 3 – 18 tandan. Anak bulir lebih kurang berbentuk
lonjong, dengan panjang 2 – 3 mm, berwarna hijau sampai ungu, mempuyai bulu-bulu,
dan bertangkai pendek. Kepala putik seperti bulu ayam, dengan warna ungu.
Kepala sari panjang 0,7 – 0,9 mm. Buah E.
colonum berbentuk ellips, datar cembung, panjang 1,5 mm. E. colonum
terdapat di sawah tumbuh bersama-sama padi, serta di tempat-tempat basah sampai
setengah basah lainnya ( Sundaru dan Syam, 1976)
3. Imperata cylirindica (Alang-alang)
·
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Sub
Kelas : Commelinidae
Ordo
: Poales
Spesies
: Imperata cylindrica (L.) Beauv.

·
Morfologi
Daun (Folium)
Daun tidak lengkap
yang disebut daun pipih, terdiri dari upih daun (vagina) dan helaian daun
(lamina), bangun daun bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus),
tulang-tulang daun sejajar atau lurus (rectinervis), tapi daun rata (integer),
daging daun tipis seperti kertas (papyraceus), warna daun hijau dengan
permukaan atas lebih gelap dari permukaan bawah, sifat permukaan atas licin
(laevis), permukaan licin (laevis), upih daun berwarna putih keunguan, ada
lidah-lidah atau ligula pada perbatasan upih daun dengan helaian daun.Tepi daun
diselubungi rambut, pangkal daun lebih lebar dan di bagian ujungnya menyempit;
terdapat lapisan ligula, panjangnya 1 mm; daun memiliki bentuk
menggaris-lanset, pipih, lurus, terdapat bulu-bulu panjang yang halus di bagian
pangkal daun.(Tirosoepomo, 1985).
Batang (Caulis)
Batang rumput
(calmus), batang tidak keras, bentuk bulat (teres).Batang tumbuh pendek dan
bercabang dan memanjang di dalam tanah, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas
baru.Lidah-lidah atau ligula pada batas antara pelepah dan helaian daun
lelihatan jelas, berguna untuk menahan air hujan agar tidak terjadi kemungkinan
pembusukan, sekam tidak tersusun spiral. Rumpun tumbuh tegak, tingginya dapat
mencapai 0.1—1.2(—3 m), terdapat 1—4(—8) nodus di tiap rumpun, rumpun tidak
bercabang, solid dan biasanya terdapat bulu di tiap buku-bukunya(Steenis,
1958).
Akar (Radix)
Sistem perakaran
berupa system serabut, yang muncul dari nodus atau buku-buku batang.Panjangnya
± 5 cm, system perakaran ini ditunjang oleh rimpang yang kuat, sehingga
alang-alang sulit dicabut. Rimpang yang tumbuh secara agresif, tumbuhan tahunan
(perennial) yang kuat dengan percabangan terbenam dalam tanah (yang panjangnya
dapat mencapai 1 m), berdaging, rimpangnya bersisik,
(Steenis, 1958).
(Steenis, 1958).
Bunga (Flos)
Perbungaan berupa
bulir majemuk, silindris, spikelet berpasangan, bunga banci.warnanya putih,
mudah diterbangkan angin, agak menguncup, panjang 6-28 cm, pada satu tangkai
terdapat dua bulir, letak bersusun, yang terletak di atas adalah bunga sempurna
dan yang terletak di bawah adalah bunga mandul, panjang anak bulir sekitar 3-4
mm, pada pangkal bulir terdapat rambut alus panjang dan padat, warnanya putih,
benang sari seringkali dua, kepala sari putih atau ungu, tangkai putik dua,
kepala putik panjang, warna ungu, muncul pada ujung anak bulir(Wijayakusuma,
1993).
Buah (Fructus)
Buah berjenis buah
bulir, berup bulir-bulir kecil bertangkai pendek tidak berjarum,
berpasang-pasangan pada ujung sumbu malai, kedua-duanya bertangkai, pada kaki
terdapat rambut-rambut putih mengkilat yang berkarang.Buah yang masak warna
coklat, berguna untuk melayang(Steenis, 1958).
Biji
Biji berbentuk jorong, panjang
sekitar 1 mm, warnanya coklat tua. Biji yang sudah tua mudah diterbangkan angin, tersebar
dan yang akhirnya menjadi tumbuhan baru (Steenis, 1958)
Habitat
Imperata cylindrica merupakan tumbuhan terna menahun dengan batang rumput yang tidak keras, padat dan pendek, tertutup oleh upih daun.Pada buku-buku berambut jarang.Termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap, terdiri dari upih dan helaian daun.Daun berbentuk pita, tegak, kasar dan berambut jarang, panjang daun 12-80 cm, pada pangkal berambut panjang dengan tulang daun tengah yang lebar dan pucat.Upih daun berwarna putih keunguan.Perbungaan berupa bulir majemuk, warnanya putih muda diterbangkan angin, agak menguncup.Akar berupa rimpang yang kuat menjalar di bawah tanah (Wijayakusuma,1993).
Imperata cylindrica merupakan tanaman kosmopolit,mudah dijumpai pada daerah kering yang cerah sinar matahari, terdapat di 1-2700 m di atas permukaan laut.Imperata cylindrica cepat kering dan mudah terbakar pada musim kemarau dan cepat tumbuh kembali pada musim hujan. Sifat fisik tanah yang dikehendaki yaitu tanah kapur yang memililik tubuh tanah kering, miskin akan zat hara dan air. Tumbuhan ini menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya dan tidak dapat tumbuh bila mendapat naungan penuh. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe tanah dan tingkat kesuburan yang luas, spesies ini tumbuh dengan sehat pada tempat bertanah basah yang tinggi kesuburannya. pH tanah untuk menumbuhkan spesies ini berkisar antara 4.0—7.5. tumbuhan ini juga toleran terhadap kondisi-kondisi panas yang tinggi dan tempat-tempat mengandung sulfur dekat kawah ( Rismunandar, 1986 ).
Imperata cylindrica merupakan tumbuhan terna menahun dengan batang rumput yang tidak keras, padat dan pendek, tertutup oleh upih daun.Pada buku-buku berambut jarang.Termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap, terdiri dari upih dan helaian daun.Daun berbentuk pita, tegak, kasar dan berambut jarang, panjang daun 12-80 cm, pada pangkal berambut panjang dengan tulang daun tengah yang lebar dan pucat.Upih daun berwarna putih keunguan.Perbungaan berupa bulir majemuk, warnanya putih muda diterbangkan angin, agak menguncup.Akar berupa rimpang yang kuat menjalar di bawah tanah (Wijayakusuma,1993).
Imperata cylindrica merupakan tanaman kosmopolit,mudah dijumpai pada daerah kering yang cerah sinar matahari, terdapat di 1-2700 m di atas permukaan laut.Imperata cylindrica cepat kering dan mudah terbakar pada musim kemarau dan cepat tumbuh kembali pada musim hujan. Sifat fisik tanah yang dikehendaki yaitu tanah kapur yang memililik tubuh tanah kering, miskin akan zat hara dan air. Tumbuhan ini menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya dan tidak dapat tumbuh bila mendapat naungan penuh. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe tanah dan tingkat kesuburan yang luas, spesies ini tumbuh dengan sehat pada tempat bertanah basah yang tinggi kesuburannya. pH tanah untuk menumbuhkan spesies ini berkisar antara 4.0—7.5. tumbuhan ini juga toleran terhadap kondisi-kondisi panas yang tinggi dan tempat-tempat mengandung sulfur dekat kawah ( Rismunandar, 1986 ).
Persebaran
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembab atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas.Sampai taraf tertentu, kebakaran vegetasi dapat merangsang pertumbuhan alang-alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh setelah kebakaran disukai oleh hewan-hewan pemakan rumput, sehingga lahan-lahan bekas terbakar semacam ini sering digunakan sebagai tempat untuk berburu. Alang-alang merupakan tumbuhan asli dari daerah tropis Dunia Lama dan tersebar luas di seluruh kawasan tropis dan sub-tropis Asia Tenggara, Afrika, sub-kontinental India dan Australia. Dalam jumlah yang kecil persebarannya hingga ke Amerika Utara, Tengah, dan Selatan. Persebarannya juga mencapai kawasan beriklim sedang-hangat di New Zealand dan Jepang. Namun karena sifatnya yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat merepotkan.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembab atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas.Sampai taraf tertentu, kebakaran vegetasi dapat merangsang pertumbuhan alang-alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh setelah kebakaran disukai oleh hewan-hewan pemakan rumput, sehingga lahan-lahan bekas terbakar semacam ini sering digunakan sebagai tempat untuk berburu. Alang-alang merupakan tumbuhan asli dari daerah tropis Dunia Lama dan tersebar luas di seluruh kawasan tropis dan sub-tropis Asia Tenggara, Afrika, sub-kontinental India dan Australia. Dalam jumlah yang kecil persebarannya hingga ke Amerika Utara, Tengah, dan Selatan. Persebarannya juga mencapai kawasan beriklim sedang-hangat di New Zealand dan Jepang. Namun karena sifatnya yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat merepotkan.
4. Saccharum spontaneum(Kaso)
·
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub
Kelas : Commelinidae
Ordo
: Poales
Spesies
: Saccharum spontaneum L.
·
Morfologi
Rimpang menahun dengan
tinggi rumpun mencapai 1—4 m atau lebih. Daun kaku atau keras, panjang 20 cm
atau lebih, menyirip, biasanya warna daun keunguan, dan halus; ligula membulat
atau memiliki bangun segitiga dengan panjang sekitar 2 mm, serta diselaputi
rambut-rambut pendek; bentuk daun lurus-meruncing, panjang 50—90 cm dan lebar
5—15 (—40) mm, permukaan daun licin, tepi daun kasar. Perbungaan malai (tandan
majemuk) dengan panjang 20—60 cm; setiap tandan berukuran 3—15 cm.
5. Panicum repens
·
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)

Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub
Kelas : Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Panicum
Spesies
: Panicum repens L.
·
Morfologi
Akar
memiliki akar serabut / adventicia.
Batang
batang hanya sebagian saja yang
tegak. Tumbuh pada buku-buku pada rhizome, tegak, kuat,menjalar dibawah tanah,
tinggi 30-100 cm, permukaan bersisik tanpa nodus, bentuk bulat pipih.
Daun
pada daun, nervatus sejajar / linier, panjang 7-15 cm, lebar 5-8 mm,
ligula sedikit,
bentuk sepertipita. Berbentuk linier
lanset dalam keadaan datar atau terlipat, dipermukaan atas terdapat
sedikitbulu, sedang di bagian bawah licin, ligula pendek dan berbulu tebal,
warna daun hijau kebiru-biruan. Selintas daun tampak seperti pedang dengan
kedua sisi yang berbulu.
Bunga
tanaman ini memiliki bunga dengan
jenis inflorecensia dengan terminal terbuka, panjang 20 cm,bercabang kecil,
bunga tersebar 1-3 buah pada tiap nodus, spikelet oval sampai lonjong.
Habitat
tempat hidup tanaman ini di padang
rumput / semi aquatic serta merupakan gulma di lahan pertanian.
Perbanyakan
perbanyakan yang dilakukan secara
vegetatif, dengan stolon dan rhizome
6.
Paspalum conjugatum
·
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo
: Poales
Spesies : Paspalum conjugatum
Berg.

·
Morfologi
Akar
Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg )
merupakan akar serabut (radix adventica) yang halus. Berwarna putih hingga
kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di
dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak
memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).
Batang
Jukut Pahit (
Paspalum conjugatum Berg ) agak pipih (phyllocladium) dengan tinggi 20- 75 cm,
serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak (erectus) dan
termasuk batang rumput (calmus). Permukaan batang berusuk (costatus) dimana
terdapat rigi-rigi yang membujur.
Daun
Jukut Pahit (
Paspalum conjugatum Berg ) memiliki helai daun berbentuk pita (ligulatus)
dengan ujung daun runcing (acutus). Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada
permukannya. Pangkal daun membulat (rotundatus), dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar 6-16 mm. Selain itu,
tepi daun tampak berombak (repandus).
Bunga
Jukut Pahit (
Paspalum conjugatum Berg ) termasuk tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora)
yang tumbuh pada ujung batang (flos terminalis). Selain itu, ibu tangkai bunga
tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya.
Berkembangbiak dengan biji.
Habitat : Tumbuh
sampai ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Senang tumbuh di tempat yang lembab dan
tidak menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang sedikit, kebanyakan tumbuh
sebagai gulma yang mengganggu tanaman pertanian.
7. Cynodon dactylon
Rumput
grinting (CynodonDactylon) adalah jenis rumput yang memiliki kemampuan agak
berlebihan dalam halbertahan hidup dibandingkan rumput jenis lain seperti
rumput teki,rumput gajah, rumput manila, dan sebagainya. Bahkan rumput ini
mampubertahan hidup di lahan yang tandus dalam musim kemarau sekalipunpertumbuhan
daunnya menjadi minim. Ketika terkena mata bajak dan garupun rumput ini akan
tetap terus hidup selama akarnya bersinggungan dengan tanah. Cynodon dactylon
memiliki daya ekspansi yang besar, pada awalnya adalah tumbuhan pantai, saat
ini sudah merambah di areal pertanian sebagai gulma yangmenjengkelkan petani.
Rumput grinting merupakan gulma pada tanamanjagung, tebu kapas dan pada tanah
perkebunan. Rumput yang sulit untukdi basmi dengan cara mekanik, seperti
dibajak atau di cangkul maupundengan cara kimia dengan menggunakan herbisida.
Kemampuan diabertahan dan dapat menyebar dengan cepat di pinggiran
sugai,pinggiran irigasi dan pematang sawah sehingga dapat mengalahkan tumbuhan
lain, membuat menarik untuk dibicarakan.
·
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Cynodon
Spesies : Cynodon dactylon
(L.) Pers.

·
Morfologi
Rumput menahun dengan tunas menjalar yang keras, tinggi 0.1 – 0.4 m.
Batang langsing, sedikit pipih, yang tua
dengan rongga kecil.
Daun kerapkali jelas 2 baris. Lidah sangat
pendek. Helaian daun bentuk garis, tepi kasar, hijau kebiuran, berambut atau
gundul, 2.5 – 15 kali 0.2 – 0.7 cm. Daun
selalu berpasangan dengan kedudukan berhadapan (Opposite).
Bulir 3 – 9, mengumpul, panjang 1.5 – 6 cm.
Poros bulir berlunas. Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri kanan lunas,
menghadap ke satu sisi, menutup satu dengan yang lain secara genting, duduk,
ellips memanjang, panjang kurang lebih 2 mm, kerapkali keungu-unguan. Sekam 1 –
2 yang terbawah tetap tinggal. Jumlah benang sari 3, tangkai putik 2, kepala
putik ungu, muncul di tengah-tengah anak bulir.
Bunga tegak seperti tandan. Satu tandan dapat mencapai 10-40.
Biji membulat telur, kuning sampai kemerahan
terna bertahunan yang berstolon, merumput dengan rimpang bawah tanah menenbus
tanah sampai kedalaman 1 m atau lebih. Lamina melancip – memita, berlapis lilin
putih keabu-abuan tipis dipermukaan bawah, gundul atau berambut pada permukaan
atas . Pelepah
daun panjang halus, bermabut atau gundul. Ligula tampak jelas berupa cincin
rambut – rambut putih..
8.
Eleusine indica (L) Gaertn
Rumput belulang adalah
sejenis tumbuhan yang dapat dikendalikan secara manual maupun menggunakan herbisida.Tumbuhan
ini termasuk ke dalam suku Poaceae yaitu suku rumput-rumputan. Nama
ilmiah dari rumput belulang adalah Eleusine indica (L.) Gaertn. Rumput
ini memiliki sebutan lain disetiap daerah.Carulang atau jampang adalah sebutan
rumput belulang di daerah Sunda dan suket lulangan untuk Jawa.
·
Klasifikasi
Kingdom : plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Genus
: Eleusine
Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn
Nama Umum : Rumput belulang, [jampang, carulang
(Sunda)], [suket lulangan, suket welulang (Jawa)]


·
Morfologi
Eleusine indica (Rumput belulang) habitus
herba tumbuh pada rumpun yang kuat Pada buku batangnya bagian bawah sering
tumbuh akar serabut. Tinggi batangnya antara 10-90 cm, batangnya pipih. Daunnya
tumbuh dalam dua helai , panjang daun 3-5 cm lebar nya 0,1- 1 cm pelepah daunnya
menempel kuat, helaian daunnya panjang seperti garis, dengan tepi daun yang
kasar pada ujungnya, sedangkan pada ujungnya berambut. Bulir terdiri dari 2 -
12 terkumpul pada satu sisi, poros bulir bersayap dan bertunas, panjangnya
antara 2,5 - 1 7 cm. Benang sari 3 helai dengan kepala sari yang pendek,
tangkai putik ada 2, kepala putiknya sempit dan berwarna ungu. Herba ini
ditemukan pada formasi Barringtonia.
9. Themede arguens (L) Hack
Rumput merak, merakan atau memerakan (Themeda
arguens) adalah sejenis rumput yang hidup terutama di daerah tropis, anggota
sukuPoaceae.
Rumput ini menyebar luas di Asia, Australia, Pasifik,
dan Amerika Selatan. Dinamakan rumput merak-merakan
karena bentuk bulirnya yang mekar seperti ekor merak saat mengembang.
·
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Gramineae
Genus :
Themeda
Spesies : Themeda
arguens L. Hack
Nama umum : Lesser Tassel Grass
Nama lokal : Memerakan
Nama lokal : Memerakan

·
Morfologi
Akar
memiliki akar
serabut.
Batang
batang pada tanaman
ini kaku dan ramping, ketinggian + 30- 90cm.
Daun
Daun
daunnya runcing ke
ujung (acutus), umumnya berambut, seludang jarang yang berambut, panjang 5-20
cm, lebar 2-8 mm berbentuk garis atau benang (folium linearum) dengan tulang
daun sejajar (paralel nervis).
Bunga
bunga dapat berupa
karangan panicula di akhirr pucuk, panjang 10-20 cm, warna kemerahan atau
keunguan, bercabang halus dan menyebar, spikelet tertutup oleh rambut tipis,
tangkainya ramping dan beberapa rambut halus dan panjang di ujung, tiap skelet
terdiri dari dua floret yang lebih rendah, steril dan sekamnya berjanggut, yang
lebih atas inseksual dan sekamnya kosong.
Buah
memiliki buah
majemuk, jumlahnya relatif banyak.
Habitat : tempat
hidupnya di tempat terbuka, tanah yang mengandung garam, ladang, padang rumput,
pinggir jalan dan lahan pertanian.
Perbanyakan :
perbanyakan secara generatif dengan biji, seacra vegetatif dengan stolon.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwari,M.
1992. Pemuliaan Tanaman Padi. Hal 1-16. Di dalam: Simposium Pemuliaan Tanaman
1. Prosiding Simposium; Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, 27-28 Agustus
1991. Malang. Perhimpunan Pemuliaan Tanaman Indonesia Komisariat Daerah Jawa
Timur.
http://stifamana.blogspot.com. Diakses tanggal 13 Juni 2015.
http://stifamana.blogspot.com. Diakses tanggal 13 Juni 2015.
http://itp.lucidcentral.org. Diakses tanggal 13 Juni 2015.
http://www.plantamor.com. Diakses tanggal 13 Juni 2015.
Sasfroutomo, s.s.
1990. Ekologi Gulma. Jakarta.
PT. Gramedia Pustaka.
Sembodo,
D.R.J. 2010. Gulma dan Pengolahannya. Penerbit Graha Ilmu. Edisi Pertama.
Yogyakarta.
Sukma,
Y dan Yakup. 2002. gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Komentar
Posting Komentar